Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk
beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan
dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk
menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya
ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang
telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi.
Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk
Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke
Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin
Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir
dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk
berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi
keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan
memutuskan berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah,
masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah
ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke
daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia
dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian,
akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah
kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun
Nabi (kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kekhalifahan)
Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan
bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam
periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian
serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa
Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang
saat itu telah bersatu di Madinah.
Penaklukan Mekkah
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat
kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu
ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota
Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai
kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat kota
Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika
pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah
dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan
Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua
berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan
menegakkan peraturan Islam di kota
Mekkah.
[sunting] Mukjizat

Seperti nabi dan rasul sebelumnya,
Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi,
seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama
samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa
kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama
kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada
masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an
hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang
menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak
berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di
dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih
tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah
terbelahnya bulan, perjalanan Isra
dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem
dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah
kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta masih menjadi panutan
para pemeluk Islam hingga saat ini.
Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Sosok Muhammad digambarkan oleh salah satu istinya Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang
terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara
langsung, yaitu Abu Taufik adalah rambut ikal
berwarna sedikit kemerahan[12]
terurai hingga bahu. Kulit putih kemerah-merahan, wajah cenderung bulat dengan
mata hitam dan bulu mata panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang
sekepalan telapak tangannya. Tulang kepala besar dan bahu lebar. Berperawakan
sedang dan atletis. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.[13]
Langkahnya cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kaki
dan dengan langkah yang cepat dan pasti. Muhammad dicirikan sangat unik oleh
para sahabatnya[14].
Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam
dengan uban.[15]
Dalam hadits lain diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia
bertubuh sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula
hitam. Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan
janggutnya masih sedikit.[16]
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak
gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah,
matanya hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada,
tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis
dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan
menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara
bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yang baik hatinya dan paling jujur,
orang yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang
mendekati dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat,
menghargai dan mencintainya.[17]
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak
agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut
tipis tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan
agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya
normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang
belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat,
bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang,
telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan
dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan
anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas.
Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian
dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu
berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh
dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.[18]
Dari kisah Jabir bin Samurah
meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di matanya terlihat
juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga
meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan,
ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari
rembulan tersebut.[19]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah
berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.[20]
Abu
Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari
perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang
yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang
matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah
digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu
Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia
seperti berjalan santai saja.[21]
Jabir bin Abdullah
mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran
tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan
langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah
seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Mas’ud dan
ketika melihat Ibrahim
dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad
juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip
dengan Dehya Kalbi.[22]
Said al Jahiri mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada
saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara
langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka
sangat cerah dan perawakanna sangat baik.[23]
Ibnu
Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu
rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.[24][25]
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat
perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan
Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[26]
Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[27][28]
sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib
pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim
menyarankan kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama (seorang
janda) atau Aisyah
(putri Abu
Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya
sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal
Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat
bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik
(sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat
itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan
dengan perawan).[29]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus
Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia [30],
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing[31][32]
seperti halnya Nabi Musa
yang hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul
sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan,
yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[33].
Referensi
3.
^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun,
Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam
bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
4.
^ The sources frequently say that, in his youth, he was
called by the nickname "Al-Amin" meaning "Honest, Truthful"
cf. Ernst (2004), p. 85.
5.
^ Elizabeth Goldman (1995), p. 63
6.
^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh
Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
7.
^ Surah As-Saff (QS 61:6)
8.
^ Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil
rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw.
menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud.
Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku
tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim
no. 2131).
9.
^ a
b
Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi
berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta:
Penerbit Serambi, 2002. ISBN
979-3335-16-5
10.
^ a
b
c
Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan
Rasulullah SAW. Jakarta:
Penerbit Lentera, 2002. ISBN
979-8880-13-7
11.
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
12.
^ "Sudah jelas aku melihat Rasulallah mencat rambutnya
dengan henna dan itulah sebabnya akupun mencat rambutku dengan henna."
(Hadits riwayat Imam Bukhari, vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII
no.785).
13.
^ Ali bin Abi
Thalib, ia berkata,
"Rasulullah memiliki jari jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik
memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
14.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan: "Rasulullah
(saw) tidaklah tinggi; juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat
berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh
di dada beliau dan terus kebawah sampai pusar. Jika beliau berjalan,
melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya
belum pernah melihat beliau di antara sahabat-sahabatnya, dan dari antara
orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi
Thalib).
15.
^ Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid,
"Aku mendengar Abu Juhaifa berkata, "Aku
melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. "Aku berkata pada
Abu Juhaifa, "Coba gambarkan sosok nabi padaku." Dia berkata,
"Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia berjanji
membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih dahulu
sebelum kami menerimanya." Hadits riwayat Imam
Bukhari, vol.IV no.744.
16.
^ Anas bin Malik meriwayatkan: "Rasulullah saw.
bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula
hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah
Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah
itu beliau sempat tinggal di Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah
selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam
puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan
janggut beliau." (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
17.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut
Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan
tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna
kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang.
Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula
tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu
tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan
dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut
(penuh perhatian). Di antara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau.
Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang
paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau
akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau
akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain
seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
18.
^ Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan sebagai berikut:
"Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam
pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama.
Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang
yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak
keriting (berombak). Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika
tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan
mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau
lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat
darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak
melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika
kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau
berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi
beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang
kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal
dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya. Daerah di
sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian
tubuh beliau yang tidak tertutup bulu lebat satupun nampak bersih dan
bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai ke
pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau
cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan
maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari tangan dan kaki beliau cukup
langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus
bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat
ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak
condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang
dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika
beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu
dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan
(dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau
tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukkan.
Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan
perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di
jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan bin Ali).
19.
^ Rasulullah (saw) memiliki mulut yang agak lebar, di mata
beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing. Saya
berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan, san (saya)
perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan
tersebut." (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
20.
^ “Apakah rona wajah Rasulullah (saw) cemerlang seperti
pedang yang mengkilap?” Ia menjawab “Tidak! tapi lebih mirip dengan purnama
yang cerah.” (Diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin Aazib).
21.
^ Abu Hurairah (ra) mengemukakan: "Rasulullah begitu
rupawan, seperti beliau dibentuk dari perak. Rambut beliau cenderung berombak.
Abu Hurairah (ra) juga meriwayatkan: Saya belum pernah melihat orang yang lebih
baik dan lebih tampan dari Rasulullah (saw); roman mukanya secemerlang
matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi
ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami
berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampaknya seperti berjalan
santai saja." (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah).
22.
^ Jabir bin Abdullah (ra) Rasulullah (saw) pernah bersabda:
Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Di antaranya, Musa (as).
Beliau (Musa as) berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah;
dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang mirip dari antara orang yang
pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan aku melihat Ibrahim (as),
beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau sendiri), saya
juga melihat malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.” (Diriwayatkan oleh
Jabir bin Abdullah).
23.
^ Said al Jahiri: “Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal
(masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya.” Maka saya
(Said ra) berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia menjawab, “Rasulullah
(saw) itu roman mukanya sangat cerah dan perawakannya sangat baik. (Diriwayatkan
oleh Said al Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu Taufik).
24.
^ Ibnu Abbas mengatakan: "Gigi depan Rasulullah (saw)
agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih
berkilau." (Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
25.
^ Wajah Rasulullah saw, Dr. Sir. M. Zafrullah Khan, arista,
April 1996 hal. 1-5
26.
^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University
Press. ISBN
0-19-511233-4. p.18
27.
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The
Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press.
ISBN
978-0-8203-2369-5. p.119
28.
^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe:
A Thousand Years of ^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr.
Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E.
Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN
1573-3912. pp. 16-18
29.
^ (QS. 34 : 28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar